My Days
sejak awal bertemu dengan mu
hanya satu hal yang bisa kulakukan
menangis...
ku teteskan air mataku di pelukanmu
pelukan hangat wahai malaikatku
dalam dekapan kedua sayapmu
hangat, menciptakan kebahagiaan.
namun aku juga merasa takut
takut akan janjiku pada-Nya
takut ku tak kuasa menepatinya.
setelah waktu yang berjalan di iringi putaran matahari
di setiap langkahku, yang tak pernah luput dari mata mata-Nya
mencatat setiap langkahku dalam agenda biru
dan mengikutiku ke segala penjuru dunia.
serta ia yang tak pernah luput menggangguku
mengajakku ke jalan gulita
menaruhku dalam tumpukan dosa
yang selalu mengitari langkahku
demi mencari teman..
semakin banyak putaran jarum jam
semakin diriku terlupa akan janjiku
tak sengaja mengingkarinya
bahkan berpura pura melupakanya
namun malaikatku selalu membantuku,
mengingatkanku kembali pada janjiku
mengajari dan menemaniku memenuhi janjiku
perlahan dan bersama.
seraya lentera di jalan gulita
aku sadar lentera itu tak selamanya akan terang
seiring dengan waktu malaikatku yang tak lama lagi
aku tak tahu kapan malaikatku tak di sampingku lagi
tapi aku harap, saat waktu itu tiba.
aku sudah bisa menciptakan cahayaku sendiri
dan berhasil keluar dali jalan gulita itu
dan menjadi malaikat untuk anakku kelak
memberikannya cahaya seterang cahaya malaikatku
hanya satu hal yang bisa kulakukan
menangis...
ku teteskan air mataku di pelukanmu
pelukan hangat wahai malaikatku
dalam dekapan kedua sayapmu
hangat, menciptakan kebahagiaan.
namun aku juga merasa takut
takut akan janjiku pada-Nya
takut ku tak kuasa menepatinya.
setelah waktu yang berjalan di iringi putaran matahari
di setiap langkahku, yang tak pernah luput dari mata mata-Nya
mencatat setiap langkahku dalam agenda biru
dan mengikutiku ke segala penjuru dunia.
serta ia yang tak pernah luput menggangguku
mengajakku ke jalan gulita
menaruhku dalam tumpukan dosa
yang selalu mengitari langkahku
demi mencari teman..
semakin banyak putaran jarum jam
semakin diriku terlupa akan janjiku
tak sengaja mengingkarinya
bahkan berpura pura melupakanya
namun malaikatku selalu membantuku,
mengingatkanku kembali pada janjiku
mengajari dan menemaniku memenuhi janjiku
perlahan dan bersama.
seraya lentera di jalan gulita
aku sadar lentera itu tak selamanya akan terang
seiring dengan waktu malaikatku yang tak lama lagi
aku tak tahu kapan malaikatku tak di sampingku lagi
tapi aku harap, saat waktu itu tiba.
aku sudah bisa menciptakan cahayaku sendiri
dan berhasil keluar dali jalan gulita itu
dan menjadi malaikat untuk anakku kelak
memberikannya cahaya seterang cahaya malaikatku
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar agar penulis semakin semangat ya, terimakasih sudah berkunjung :)