Buku Cerita

aku selalu saja berfikir
"aku masih muda" "hidupku masih panjang"
sehingga aku isi lembar lembar di bukuku dengan permainan
"tak apa" kata yang selalu tercipta di benakku
saat aku ingin mengakhiri dan membuat cerita baru


semua rasa manis, asam, pahit dan pedas
dengan mudah aku abaikan dan menulis cerita baru
mengganti setiap tokoh pangeran di setiap cerita


ketika aku tersadar, lembar kosong di bukuku tak lagi tebal
semakin tipis dan menipis
maka aku tekadkan untuk membuat cerita terakhir
dan menutup buku itu


cerita yang penuh makna dan perasaan sesungguhnya
tentu saja dengan tokoh yang telah ku pilih
tapi, saat cerita itu mengisi banyak lembaran kertas kosong
melebihi cerita lainya, cerita itu terasa hambar


seperti sinetron yang tak putus putus
walau dulu aku bertekad menjadikan ini cerita terakhir
sekarang aku semakin ragi ketika tokoh tokoh lain bermunculan
benar benar seperti sinetron yang menjenuhkan


ku ingin ingkari saja tekadku
mengakhirinya, dan menulis cerita baru
tentu saja dengan tokoh yang berbeda
yang belum terpikirkan


namun lembar kosong di bukuku sudah semakin menipis
bisakah aku mengisinya dengan cerita baru?
bisakah cerita itu jadi cerita yang terakhir?
atau aku harus tetap melanjutkan cerita ini?
dan tetap menjadikanya cerita terakhir?

Yuri Meiska  O (2012)

Komentar

Populer