The White Rose and The White Pigeon
Di sebuah padang bunya yang sangat luas, tumbuhlah berbagai
bunga nan cantik dan beraneka ragam, warna dan bentuk menciptakan suasana yang
indah dan hangat. Diantara semua bunga yang bermekaran dengan cantiknya dan
diantara bunga bunga yang mengeluarkan aroma yang memikat, hanya satu tangkai
bunga yang mampu menarik hati si merpati. Setangkai mawar putih.
Merpati itu datang menghampiri sang mawar putih. Dan menyatakan
perasaanya, “wahai mawar putih, aku mencintai mu” namun sang mawar putih tidak
menjawabnya. Sekali lagi sang merpati mengutarakan isi hatinya pada sang mawar.
Tapi kali ini di tolaknya dengan tegas “maaf, aku tak bisa”. Merpati itu
pergi..
Esoknya merpati itu datang lagi, menghampiri sang mawar
putih dengan senyum mempesonanya dan sekali lagi mengutarakan isi hatinya “wahai
mawar putih, aku mencintaimu.” Namun dengan tegas sekali lagi sang mawar putih
menolaknya “aku tidak bisa”
Esoknya merpati itu datang lagi, menghampiri sang mawar
putih dan mendarat di hadapanya. Dengan penuh percaya diri sekali lagi dia
menyatakan perasaanya , “wahai mawar putih, aku mencintai mu”. Lelah. Kali ini
mawar putih itu menolaknya dengan lebih tegas “wahai merpati, maaf aku tetap
tidak bisa!” merpati itu pergi lagi
Esoknya merpati itu datang lagi, ini adalah kesekian kalinya
merpati datang, sebelum merpati mengutarakan lagi isi hatinya, mawar langsung
menjawab dengan nada sinis. “wahai merpati, tidakkah kau malu, menghampiriku
setiap hari untuk mengatakan hal yang sama dan selalu aku tolak?” merpati hanya
tersenyum dan berkata “aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan cinta
mu” dan dengan percaya dirinya sekali lagi sang merpati menyatakan perasaanya ,
“wahai mawar putih, aku mencintai mu”. Dengan kesal mawar putih menjawab dingin
“aku tahu, kau sudah mengatakanya berulang kali. Tapi maaf saja aku tidak bisa
menerima cintamu” merpati tersenyum dan pergi lagi..
Esoknya mawar putih melihat ke langit yang sangat kemerahan
terkena sinar matahari sore itu. Tak sengaja ia mendapatai seekor merpati
terbang melintasinya, sangatlah elok melihat begitu lihainya ia mengepakkan
sayapnya dan terbang bebas menikmati langit itu. Saat merpati itu terbang
mendekatinya, sang mawar putih tersadar dari lamunanya yang mengagumi sang
merpati. Merpati itu datang menghampirinya dia
lagi pastinya dia mau menyatakan cinta lagi ujar mawar dalam hatinya
sembari melihat kedatangan sang merpati dari langit kehadapanya. , “wahai mawar
putih, aku mencintai mu” ujar merpati itu LAGI. Udah kesekian kalinya kata kata
itu terucap dari paruh mungil si merpati. Untuk kali ini mawar putih tak
langsung menjawab ia tetap menatap langit sambil memikirkan cara untuk menolak
si merpati, dan membuat si merpati jera sehingga tidak akan datang lagi karna
ia merasa lelah harus menolak merpati.
Langit sore itu jauh lebih kemerahan dari hari hari sebelumnya.
Dan mengilhami sang mawar putih.
“baiklah merpati, aku akan menerima cintamu asal kamu dapat
mengabulkan permintaan ku” setelah beberapa waktu akhirnya mawar putih angkat suara. Merpati
tersenyum penuh harap “wahai mawar putih apa pun yang kamu minta akan aku
lakukan, walau pun kau tetap menolakku. Aku rela melakukan apapun untukmu”
sedikit terenyuh hati mawar putih, tapi ia harus tetap dengan tekatnya. “baiklah,
aku akan menerima cintamu apabila kamu bisa merubah warna kelopakku menjadi
sangat merah melebihi merahnya langit sore ini. Aku ingin aku jadi yang
termerah. Tapi jika kamu tidak mampu, pergilah dari pandanganku untuk
selamanya!” dengan mantap kata kata itu keluar dari mawar putih. Mawar putih
sangatlah yakin, merpati tidak bisa mengabulkan permintaanya dan akan pergi
untuk selamanya. Hal itu sangat membuatnya yakin, mana mungkin seekor merpati
dapat merubah warna setangkai mawar. Bahkan mungkin ilmu apapun tidak bisa
melakukanya. Tapi ternyata sang merpati malah tersenyum mantap. “baiklah,
terimalah cintaku” kemudian sang merpati terbang mengitari langit diatas sang
mawar putih. Mawar putih merasa bangga berarti itu pertanda ia telah berhasil
mengusir merpati itu. Tapi kemudian, sang merpati kembali dan namun tetap
terbang diatas kelopak mawar putih itu sambil menjaga jarak, kemudian berkata.”
Izinkanlah aku mengatakanya sekali lagi, “wahai mawar putih, aku mencintai mu””
kemudian merpati itu mematahkan sayapnya dan membiarkan darah keluar, mengalir
deras ke atas kelopak mawar putih. Setelah darahnya habis ia jatuh tepat di
hadapan sang mawar putih. Mawar putih saat itu sangat terkejut dan hanya mampu
terpaku menatap ulah sang merpati, sekarang darah yang membasahi kelopaknya
telah merubah warna kelopaknya menjadi merah, sangatlah merah semerah darah. Merpati
yang sedang terkapar di hadapan sang mawar tersenyum bahagia menyadari ia
berhasil memenuhi syarat sang mawar putih dan kemudian ia memejamkan mata
sambil tetap tersenyum.
Mawar putih yang sedari tadi terpaku menatap tubuh merpati,
penuh luka, sayap yang ia kagumi sekarang sudah tak berdaya lagi. Tak ada lagi
ada yang menghampirinya setiap hari, tak ada lagi ada yang mencintainya, tak
ada lagi ada yang dengan gigihnya menyatakan cintanya, tak ada lagi sosok yang
dapat ia kagumi di langit itu. Dan sekaarang ia sangatlah sadar, bahwa ia
mencintai si merpati. Menyesal. Cuma itu, yang ada dalam benaknya sekarang.
Penyesalan selalu datang belakangan...
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar agar penulis semakin semangat ya, terimakasih sudah berkunjung :)