Baby Fake Fair (2)

Saat aku SMSan sama Angga. Dan kebetulan pada saat itu Yuda sedang bersamaku. Dia duduk tepat di sampingku. Dia bertanya padaku “ SMS dari siapa? “ dia langsung merebutnya dari tanganku sambil berbicara “Angga lagi…aku jawab ya” aku bingung dia mau jawab apa. Dari dulu aku gak pernah ngijinin dia buat ngotak_ngatik HPku tapi aku pikir dia pacarku sudah sepatutnya dia tahu apa hubunganku denga teman-temanku. “nih, udah aku balas. Tapi sebelumya aku  mau nanya” sambil menyerahkan HPku kembali padaku dan memegang keduatanganku dengan erat dengan kedua tangan besarnya yang terasa sangat amat dingin dan gemetar. serta kedua mata besarnya yang menatap lurus padaku. Membuat ku bingung apa yang akan dia lakukan. Dan dia bertanya “jawab jujur!. Kamu suka sama aku gk? Kenapa kamu mau jadi pacar aku? Apa kamu terpaksa nerima ku karna dipaksa yang lain atau kasihan sama aku atau kamu memang sayang sama aku?” aku gak mungkin bilang kalo aku sebenernya suka sama orang lain. Aku jawab tapi aku gak bisa menatap kedua mata yang memandang lurus padaku dengan sejuta keingin tahuan itu. “hehe, aku pasti sayang sama kamu dong” aku pikir masalah selesai. Genggaman tanganya semakin kuat, bagai orang yang marah. Aku takut. Dia berkata dengan sangat lantang “JAWAB YANG JUJUR. Rii, liat mata aku. jawab gak usah kamu takut! Please rii,” aku gak sanggup memendam rasa ini akhirnya ku beritahu dia segalanya “Yud, aku senang sekali selama beberapa minggu ini aku bisa jalani hidup aku sama kamu, tapi aku sadar aku gak pantas buat kamu. Aku suka sama orang lain dan dengan tidak sengaja aku mengacuhkan kamu. Aku bener-bener gak ingin bikin kamu sakit hati denga mendengar ini. Aku minta maaf” saat itu juga aku meneteskan air mata aku menangis untuk pertama kalinya di depan dia. Tangan yang dengan kuat memegang tanganku pun mulai melemah. Dan melepaskan kedua tanganku sambil mengangkat wajah ku yang gak mau menatapnya. Dan tangan yang dingin dan kuat itu menghapus air mataku sambil tersenyum dan berkata “I love you, tapi aku gak mau kamu jadi milik aku seorang. Aku ingin kamu hidup lebih bebas dan mencintai orang yang sesungguhnya kamu cintai.” Sebenarnya ku mengerti maksud dari ucapanya tapi aku ingin memastikan dengan bertanya “maksudnya?” sambil tersenyum dia mengulangi kata-katanya namun pada akhir kalimatnya ada kalimat yang berbeda “I love you, tapi aku gak mau kamu jadi milik aku seorang. Aku ingin kamu hidup lebih bebas dan mencintai orang yang sesungguhnya kamu cintai.maka kejarlah dia, akulah yang akan menunggu.” saat itu Yuda pergi meninggalkanku yang masih membisu. Saat aku melihat HPku ternyata Yuda membalas “aku sudah putus sama Yuda… :) sekarang aku yakin Yuda bener-bener udah ngerelain aku aku. Aku seneng banget. Tak sanggup aku ungkapkan dengan kata kata berapa sangat berterima kasihnya aku terhadap Yuda, dan betapa senangnya aku saat ini.

Namun anehnya semenjak itu Angga gak ngebales SMSku lagi. Aku gak ngerti. esoknya aku membuka emailnya dan aku membaca bahwa Angga udah jadian sama Sinta kemarin. Aku gak mau percaya. Akhinya aku hampiri Sinta dan bertanya “Apa bener kamu ma Angga jadian?” Sinta hanya tersenyum dan menjawab “iya, baru aj kemarin” wah dalam baget rasanya ingin nangis…
Mendengar jawabanya yang penuh rasa bahagia itu aku jadi sedikit sakit hati. Aku sadar aku egois. Akhirnya aku tahu kalau aku udah kehilangan 2 cowo yang baik.

Tanpa berkata panjang aku tersenyum lebar dengan hati gak karuan dan pergi begitu saja meninggalkan dia. Semua orang yang ada di situ lansung menyerbu sinta dan meminta PJ (pajak jadian), berbeda dengan ku yang langsung pergi. Seperti biasa aku menceritakan semuanya sama Yuni dan seperti biasa dia slalu punya pendapat “menurut aku sih, klo kamu memang suka ma dia harusnya dari dulu..!” mendengar pendapat Yuni yang kurang enak secara pada saat Yuda nembak aku dia yang paling ngebet nyuruh aku nerima. Dengan mata dingin aku menjawab tanggapannya “bukanya kamu sendiri ya, yang maksa aku jadian ma Yuda?!” nengan nada sedikit sinis. Yuni menyadarinya dan hanya tertawa kecil “hehehe… Peace..! tapi kalau udah kayak gini aku juga gak tahu harus apa?”

Sudah aku menceritakan kisahku pada Yuni yang tidak membuahkan hasil lain dari biasanya. Sejenak aku melamun dan tanpa sadar ternyata Yuda lurus menatapku balik. Aku kaget dan memalingkan mukaku secepatnya. Saat bel pelajaran berbunyi semua masuk kelas dan pelajaranpun akan di mulai. Kipas angin yang tepat mengarah lurus padaku membuatku sedikit pusing dan kedinginan. Aku memegang tangan Yuni yang duduk di sebalahku. “Yun,!!” belum sempat aku bilang aku pusing mataku sudah berkunang-kunang. Yuni yang langsung menyadari bahwa aku pusing. Langsung mengangkat tangan dan meminta izin pada guru yang sedang mengajar untuk membawaku ke UKS. Sebelum guru itu mengizinkan kami, ia melihat daftar nilai di tanganya dan bertanya “siapa nama kamu?” yuni yang gugup tahu kalau dia belum mengikuti tes yang sedang berlangsung menjawab dengan lemas “Yuni bu.” Betul ternyata perkiraan Yuni dia tidak di izinkan mengantarku “jangan kamu ikut tes dulu!! Siapa yang mau ngantar Tari ke UKS?” guru itu menanyakan kesedian teman-teman sekelas ku. Namun yang bersedia hanya satu anak yaitu Yuda. Dan akhirnya Yudalah yang mengantarku ke UKS. Dia tidak memperdulikan siulan dan poyokan dari teman-temanya yang meyuraki kejadian itu.

Di UKS, saat sangat kebetulan sekali petugasnya sedang ada pangilan maka ia meminta Yuda untuk menemani ku lebih lama. Kecanggungan dan kesunyian tiada tara terjadi di UKS itu. Aku gak berani memulai pembicaraan karna aku sendiri gak tau harus ngomong apa. Dia pun mungkin merasa begitu. Aku benar-benar gak betah dengan suasana itu. Menanti petugas yang gak datang-datang. Akhirnya aku memulai topic pembicaraan. “kok petugasnya lama ya?!”. Dia bukanya menjawab malah langsung menatap kedua mataku, itulah kebiasaan dia. selalu menatap lurus mata lawan bicaranya. Aku gak pernah merasa begitu tegang dan senang tanpa alasan saat melihat mata dia dulu saat kita pacaran. Tapi sekarang rasanya beda baget. Aku yang jadi gugup langsung memalingkan wajahku. Sedikit kesal karna dia gak jawab pertanyaan ku itu. Walau sebenernya juga bukan pertanyaan.

Terdengar sedikit desahan dari mulutnya yang seperti orang yang mau bicara tapi gak bisa. Tidak lama setelah itu dia bilang. “petugasnya gak bakal datang lagi! Katanya mau pulang!”
Mendengarkan ucapanya tadi aku jadi sedikit resah, soalnya kita Cuma bertiga d sini. Aku, dia dan satu kakak kelas yang sedang tidur. Sekarang giliran aku yang diam membisu padahal dia sudah mulai bicara. Aku sangat-sangat gak berani natap matanya yang aku yakin sedang lurus menatapku. Gak lama setelah itu dia langsung meneruskan ucapanya dengan berat. “Rii, kamu pasti sedih baget pas tahu kalau dia jadian pas aku kasih kesempatan sama kamu?!”

DEG...DEG... apa lagi nih...

lanjut ke yang ke Baby Fake Fair (3) yaa..
Part Sebelumnya Baby Fake Fair (1)

Komentar

Posting Komentar

Tinggalkan komentar agar penulis semakin semangat ya, terimakasih sudah berkunjung :)

Populer