Baby Fake Fair (1)
Sekarang aku menduduki bangku kelas dua SMP di salah satu sekolah
bergengsi di kotaku. Aku memiliki sahabat yang setia dan siap menerima
semua ceritaku dengan senang hati dan memberi tanggapan.dia bernama Yuni
Aku selalu bercerita padanya bahwa aku menyukai teman sekolahkuyang dulu yang akhir-akhir ini semakin dekat dengan ku. Dan tiba-tiba saja seseorang dari kelas sebelah Sinta, datang menghampiri ku dan menanyakan sesuatu yang lumayan membuat ku kaget. ”Rii, kamu kenal gak sama yang namanya putra? Tahu gak sih aku udah jadian sama dia”. Putra adalah sahabatku serta sahabat orang yang aku sukai teman itu.
Beberapa hari berlalu lumayan lebih megasyikan dibandingkan hari-hari biasanya. Sinta selau menghampiriku dengan sejuta kisah dan selalu mengorek informasi pacar barunya itu padaku yang dia anggap salah satu teman dekat Putra pacarnya. Dia pun suka bertanya tentang sahabat dekat Putra yang berkenalan dengannya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Angga orang yang sejak dulu aku sukai. Mencuri kesempatan untuk sedikit mengoreh informasi juga tentang Angga darinya. Dan aku pun memberi tahu dia bahwa aku suka sama Angga sejak dulu namun aku memintanya untuk merahasiakanya dari siapapun.dan terkadang aku meminta saranya. Informasi itu aku gunakan sebagai topic pembicaraan ku dengan Angga lewat SMS.
Sampai tiba hari yang membuatku sedikit takut. Yaitu Sinta mendatangiku dengan wajah sedihnya dan merangkulku sambil bercucuran air mata. Spontan aku merasa khawatir dan aku pun bertanya padanya “ada apa sin?? Kamu kenapa?? Cerita dong!!”
Sambil berusaha menghentikan tangisanya dengan nafas yang tersenga-senga dia menjawab “Putra mutusin aku..”. Aku kaget banget usaha pertama yang bisa aku lakukan hanyalah menenangkannya. “Udah ya sabar”. Terbesit di benakku putus sudah jalur informasiku untuk mendapatkan informasi. Bahkan topic tentang putusnya Putra dan Sinta pun hanya menjadi topic sebentar. Aku sudah kehabisan topic. Akhirnya kami jadi sedikit jauh, dia sudah jarang mengirim SMS padaku lagi. Aku mulai putus asa.
Tibalah suatu hari saat aku melupakan Angga karna memang kami tidak pernah bertemu sedari dulu. Hanya terhubing lagi oleh berbagai topic yang semakin basi. Tiba-tiba teman sekelasku Yuda yang sangat pintar dan pandai menyatakan perasaanya padaku. Semua temanku memaksaku menerimanya. Jadi aku terima so, aku dan Yuda jadian hampir sudah satu bulan, aku udah jarang ketemu sama sinta karna memang sudah gak ada topic diantara kita. Hingga suatu hari sinta datang ke kelasku dan memberikan ku sebuah nomor untuk aku hubungi.
Saat aku tiba di rumah kebetulan pada saat itu sedang tidak ada siapa-siapa di rumah. Aku mulai menekan nomor yang tertera di kertas itu. Aku bingung karna sedikit telintas di wajah sinta dia marah. Saat aku menghubunginya aku mendengar suara lelaki yang mengangkatnya “tut…tut….tut… Halo” aku jawab “Halo, ini dengan siapa ya? Saya dapat nomor ini dari teman saya Sinta!” dan lelaki itu menjawabnya sambil tertawa “hehehehehehe……. Ini Tari kan?! Ini aku Angga apa Kabar?” aku kaget baru kali ini aku mendengar lagi suaranya setelah 1,5 tahun tidak berjumpa. Ingin rasanya aku menangis. Tapi aku bahagia sekali. Semenjak itu aku mulai sering berbicara dengannya dan berSMS walau aku gak punya topic namun selalu saja dia yang membuat topic itu sangat membantuku. Hingga aku sadar aku telah mengacuhkan Yuda. SMS dan telephone nya tidak aku balas maupun aku angkat. Hingga Yuda marah sama aku, akhirnya aku harus menyadarkan diriku bahwa sekarang aku sedang berpacaran denganya. Aku gak boleh menyakiti perasaannya. Aku pun mulai membagi waktu ku secara adil.
Bahkan hingga suatu saat Angga bertanya pada ku. “Rii, kamu punya pacar? Aku mau ngomong sesuatu tapi kamu jangan marah ya…” semua orang pasti tau klo itu ucapan seseorang sebelum nembak orang yang dia suka. aku bingung menjawabnya aku yakin kalau aku ngomong iya dia bakal menjauh. Tapi masa aku mau bohong sih. Akhirnya aku jawab semua pertanyaan darinya. “ya, aku udah punya pacar! Kamu?... silahkan mau ngomong apa?” dan dia balas lagi “owh, aku baru tahu.. hehehe… kayaknya aku telat ya maaf… aku suka sama kamu.. tapi gak usah di pikirinlah hehehehe…” aku kaget dan aku ingin sekali menanyakan “sejak kapan?” tapi aku gak berani. Dan akhirnya aku Cuma balas “owh, maaf ya”. Padahal aku menangis.
Tapi aku dan Angga masih tetap berkomunikasi walau aku yakin dia sedikit jauh dari aku sekarang. Saat aku SMSan sama Angga. Dan kebetulan pada saat itu Yuda sedang bersamaku. Dia duduk tepat di sampingku. Dia bertanya padaku “ SMS dari siapa? “ dia langsung merebutnya dari tanganku sambil berbicara “Angga lagi…aku jawab ya” aku bingung dia mau jawab apa.
apa yg harus aku lakukan...
nantikan lanjutanya di Baby Fake Fair (2)
Aku selalu bercerita padanya bahwa aku menyukai teman sekolahkuyang dulu yang akhir-akhir ini semakin dekat dengan ku. Dan tiba-tiba saja seseorang dari kelas sebelah Sinta, datang menghampiri ku dan menanyakan sesuatu yang lumayan membuat ku kaget. ”Rii, kamu kenal gak sama yang namanya putra? Tahu gak sih aku udah jadian sama dia”. Putra adalah sahabatku serta sahabat orang yang aku sukai teman itu.
Beberapa hari berlalu lumayan lebih megasyikan dibandingkan hari-hari biasanya. Sinta selau menghampiriku dengan sejuta kisah dan selalu mengorek informasi pacar barunya itu padaku yang dia anggap salah satu teman dekat Putra pacarnya. Dia pun suka bertanya tentang sahabat dekat Putra yang berkenalan dengannya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Angga orang yang sejak dulu aku sukai. Mencuri kesempatan untuk sedikit mengoreh informasi juga tentang Angga darinya. Dan aku pun memberi tahu dia bahwa aku suka sama Angga sejak dulu namun aku memintanya untuk merahasiakanya dari siapapun.dan terkadang aku meminta saranya. Informasi itu aku gunakan sebagai topic pembicaraan ku dengan Angga lewat SMS.
Sampai tiba hari yang membuatku sedikit takut. Yaitu Sinta mendatangiku dengan wajah sedihnya dan merangkulku sambil bercucuran air mata. Spontan aku merasa khawatir dan aku pun bertanya padanya “ada apa sin?? Kamu kenapa?? Cerita dong!!”
Sambil berusaha menghentikan tangisanya dengan nafas yang tersenga-senga dia menjawab “Putra mutusin aku..”. Aku kaget banget usaha pertama yang bisa aku lakukan hanyalah menenangkannya. “Udah ya sabar”. Terbesit di benakku putus sudah jalur informasiku untuk mendapatkan informasi. Bahkan topic tentang putusnya Putra dan Sinta pun hanya menjadi topic sebentar. Aku sudah kehabisan topic. Akhirnya kami jadi sedikit jauh, dia sudah jarang mengirim SMS padaku lagi. Aku mulai putus asa.
Tibalah suatu hari saat aku melupakan Angga karna memang kami tidak pernah bertemu sedari dulu. Hanya terhubing lagi oleh berbagai topic yang semakin basi. Tiba-tiba teman sekelasku Yuda yang sangat pintar dan pandai menyatakan perasaanya padaku. Semua temanku memaksaku menerimanya. Jadi aku terima so, aku dan Yuda jadian hampir sudah satu bulan, aku udah jarang ketemu sama sinta karna memang sudah gak ada topic diantara kita. Hingga suatu hari sinta datang ke kelasku dan memberikan ku sebuah nomor untuk aku hubungi.
Saat aku tiba di rumah kebetulan pada saat itu sedang tidak ada siapa-siapa di rumah. Aku mulai menekan nomor yang tertera di kertas itu. Aku bingung karna sedikit telintas di wajah sinta dia marah. Saat aku menghubunginya aku mendengar suara lelaki yang mengangkatnya “tut…tut….tut… Halo” aku jawab “Halo, ini dengan siapa ya? Saya dapat nomor ini dari teman saya Sinta!” dan lelaki itu menjawabnya sambil tertawa “hehehehehehe……. Ini Tari kan?! Ini aku Angga apa Kabar?” aku kaget baru kali ini aku mendengar lagi suaranya setelah 1,5 tahun tidak berjumpa. Ingin rasanya aku menangis. Tapi aku bahagia sekali. Semenjak itu aku mulai sering berbicara dengannya dan berSMS walau aku gak punya topic namun selalu saja dia yang membuat topic itu sangat membantuku. Hingga aku sadar aku telah mengacuhkan Yuda. SMS dan telephone nya tidak aku balas maupun aku angkat. Hingga Yuda marah sama aku, akhirnya aku harus menyadarkan diriku bahwa sekarang aku sedang berpacaran denganya. Aku gak boleh menyakiti perasaannya. Aku pun mulai membagi waktu ku secara adil.
Bahkan hingga suatu saat Angga bertanya pada ku. “Rii, kamu punya pacar? Aku mau ngomong sesuatu tapi kamu jangan marah ya…” semua orang pasti tau klo itu ucapan seseorang sebelum nembak orang yang dia suka. aku bingung menjawabnya aku yakin kalau aku ngomong iya dia bakal menjauh. Tapi masa aku mau bohong sih. Akhirnya aku jawab semua pertanyaan darinya. “ya, aku udah punya pacar! Kamu?... silahkan mau ngomong apa?” dan dia balas lagi “owh, aku baru tahu.. hehehe… kayaknya aku telat ya maaf… aku suka sama kamu.. tapi gak usah di pikirinlah hehehehe…” aku kaget dan aku ingin sekali menanyakan “sejak kapan?” tapi aku gak berani. Dan akhirnya aku Cuma balas “owh, maaf ya”. Padahal aku menangis.
Tapi aku dan Angga masih tetap berkomunikasi walau aku yakin dia sedikit jauh dari aku sekarang. Saat aku SMSan sama Angga. Dan kebetulan pada saat itu Yuda sedang bersamaku. Dia duduk tepat di sampingku. Dia bertanya padaku “ SMS dari siapa? “ dia langsung merebutnya dari tanganku sambil berbicara “Angga lagi…aku jawab ya” aku bingung dia mau jawab apa.
apa yg harus aku lakukan...
nantikan lanjutanya di Baby Fake Fair (2)
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar agar penulis semakin semangat ya, terimakasih sudah berkunjung :)