Putih Abu Abu #7 (move2)
Hari demi hari terus berlalu, dimana kenyataan aku akan
pindah akan segera ter-iya-kan.
Aku tak kuat menahannya sendiri, aku putuskan untuk memberi
tahu seseorang.
Saat itu aku sedang mengobrol dengan Fire, tadinya orang
pertama yang akan aku beri tahu adalah Widi sahabatku, tapi saat aku bermain
dengan Fire ya seputar drama GJ yang sering kita mainkan aku keceplosan. Saat itu
Fire menarik tanganku yang sedang mengobrol dengan Fia dan Imah, dia membawaku
ke dalam kelas yang dimana di sana ada Arta dan Fari teman sekelompok TIK-ku,
awalnya aku pikir Fire menarik tanganku karna Arta memanggilku untuk menanyakan
seputar tugas TIK. Tapi ternyata tidak, Fire hanya membawaku kesana dan
tertawa, aku bingung “ku naon ai si Fire?” ujarku dalam hati yang tak sengaja
terucap begitu saja dari mulutku.
“ahaha ga apa apa, sana lagi atuh sana lagi” ujar Fire yang
tadinya memegan pergelangan tangan sekarang mendorong bahuku keluar kelas. Aku makin
bingung. Tapi itu jadi awal kita bicara hari itu, kita bercanda bersama. Aku lupa
apa yang kita bicarakan, pokoknya dia sedang ngebully aku saat itu. Dan tiba
tiba ia bertanya “kenapa kamu ri?”
“hah? Emang keliatanya kenpa?” ujarku heran
“asa suram hehe” ujarnya sambil tertawa, aku kaget kenapa dia bisa tau ada sesuatu yang sedang aku pikirkan.
“asa suram hehe” ujarnya sambil tertawa, aku kaget kenapa dia bisa tau ada sesuatu yang sedang aku pikirkan.
“hehe emang keliatan jelas ya aku suram? Hehe” jawabku
sambil tertawa juga.
Dia hanya menembalinya dengan mengangguk, dan matanya yang
bulat menatapku lurus seakan menanti jawaban. Aku menarik nafas dalam dan
memberitahunya “aku bakal pindah”. Fire adalah orang pertama yang aku beri
tahu. Meski awalnya aku pingin Widi yang tahu. Entah kenapa aku merasa aku
harus memberi tahunya juga. Ya mungkin seperti yang pernah aku ceritakan Fire
itu salah satu orang spesial dalam hidupku, meski aku tak tahu kedudukannya
apa. Raut wajahnya tiba tiba berubah dan bertanya “kapan?” masih dengan tatapan
matanya yang bulat yang mengingatkanku pada seseorang (baby fake fair) tatapan
yang tak pernah bisa aku hidari. Tatapan yang selalu membuatku mati kutu. Walau
tak sekuat tatapan orang itu setidaknya baru Firelah yang berhasil menyamainya.
Setelah itu Arta, Fari, Nene, Aliva mengajaku mengedit tugas
TIK yang kurasa tak kunjung selesai itu. Kami pergi ,enuju rumah Arta. saat
kami tiba di belokan menuju gerbang keluar aku melihat sosok yang aku cari cari
sejak tadi “WIDI” aku tidak sempat menyapanya. Jantungku sudah berdetak hebat
menyadari tujuanku menyapa Widi kali ini. Saat itu Widi sedang tidak sendiri,
banyak anggota kelas ipa kami yang sedang ada disana, entah mereka sedang apa. Saat
aku tiba tepat di belakang Widi, aku menepuk bahunya. Saat ia berbalik tak
sempat aku menyapanya seperti biasa, aku langsung mencari letak telinganya dan
membisikan “Wid aku mau pindah” sambil memeluknya. Widi segera melepaskan
pelukanku dan menatapku penuh tatapan tidak percaya, “bener?” ujarnya yang tiba
tiba saja berkaca kaca, aku ga sanggup menahan air mataku juga kami tiba tiba
saja menangis bersama, otomatis semua orang disana yang melihat kejadian itu
langsung bertanya heran “tari kenapa?” ujar Fia seingatku. Susul Arum yang
memeluk aku dan Widi bersamaan. Aku menguatkan diriku dan mencoba tersenyum “aku
mau pindah” ujarku pada temanku yang lain yang sedang berkumpul disana. Semua kaget
dan tidak mengizinkanku pindah “jangan pindah ri” “iya ri, kenapa pindah”
banyak suara yang aku dengar bertanya, aku tak sanggup menjawab semuanya satu
satu aku juga tak punya kekuatan mengeluarkan suara saat aku sedang menangis. Air
mataku mengalir lagi saat melihat Widi speechless dan hanya mampu menatapku
tidak percaya sambil menangis.
Ice ada di sana tepatnya di hadapanku bersama Fire yang
tidak tahu datangnya kapan. Ice bertanya “kapan pindah?” aku masih ga bisa
jawab, aku kumpulkan tenaga untuk menjawabnya tapi tiba tiba saja Fire mewakili
ku menjawab, ya Fire sudah tau lebih dulu, setidaknya dia bisa membantuku sedikit . “bulan depan” ujarnya menjawab Ice. Tapi pertanyaan
kedua muncul “kenapa pindah?” Fire juga masih belum tahu alasanku sehingga kali
ini aku harus menjawabnya sendiri, melihat banyak mata yang mengharapkan aku
menjawabnya “ikut ayah udah duluan disana” ujarku sebenarnya ga jelas. Bukan Timing
tepat untuk aku memberi tahu Widi, Arta dan Fari segera mengajaku menyelesaikan
tugas TIK. Belum satu katapun keluar lagi dari mulut Widi setelah itu, tapi aku
harus segera meninggalkanya. Ya mungkin tugas TIK ini jadi Proyek terakhirku di
sekolah ini.
***
Hari hari berlalu
lagi, mulai banyak orang yang tahu aku akan pindah. Aca menghampiriku dan
bertanya tentang kebenaran berita bahwa aku akan pindah, air matanya mulai
meniti ketika aku mengangukan kepala. Aca sahabat keduaku, ia teman
sepermainan, seperjuangan danteman berbagi ceritaku. Berat rasanya dia tau dari
orang lain.
Beberapa orang yang satu persatu mulai mengetahui berita itu
mulai menanyakanya padaku, mereka hanya memeluku dan berkata hati hati saat aku
mengangguk. Mereka semua teman yang baik.
Kegiatan iseng Fire dan Ice tidak berhenti tahu aku akan
pindah, malah semakin menjadi jadi. Tapi aku senang, ya biarkan itu jadi
kenangan yang unik bagiku. K yang sudah mengetahui rahasiaku mulai terawa
membully dari jarak jauh, dari sms dan chat fb.
Karna ulahnya aku menjadi mendapat ide atau keinginan untuk menyatakan
perasaanku sebelum pindahan, setidaknya mau di terima atau tidak aku akan pergi
dan ga ketemu mereka lagi. Aku tahu aku suka Ice, tapi saat ini aku mulai
tertarik dengan Fire ya mereka berdua adalah orang spesial di hidupku. Tapi aku
tidak tahu maksud “suka” untuk mereka siapa yang sebenernya aku suka atau
sekedar suka sebagai teman. Beberapa pertimbangan mulai berputar mengelilingi
pikiranku.
Sehabis UAS, ada kegiatan classmeeting. Ya kadang
membosankan tapi aku tetap semangat karna ini kesempatan terakhir aku main sama
mereka. Saat clasmet aku jarang banget ketemu Ice, ice terlalu sibuk mencuri
Wifi bersama teman temanya. Sosok yang paling sering aku temui adalah Fire.
Fire dan Arta sepertinya susah di pisahkan. Mereka kemana mana bersama, aku
mengobrol bertiga denganmereka. Keberadaan K tidak di ketahui. Fire memintaku
mendukungnya saat pertandingan futsal antar kelas. Ya Fire menjadi Keeper tim
futsal kelas kami. Dan bajai menjadi pemain belakang selalu seperti itu dari
dulu. Hari itu aku membawa kamera bersama teman temanku aku menonton dan
mendukung pertandingan itu. Aku mengabadiaka setiap muka sang pemain, tapi
paling banyak Fire, entah kenapa aku lebih suka memoto Fire mungkin karna dia
ga banyak gerak sebagai keeper. Fire hebat ia bisa menangkap bola bola yang mau
masuk. Kehebatanya menangkap bola patut di acungi jempol. Aku juga sebenernya
ingin mengabadikan wajah Ice tapi keberadaan Ice benar benar misterius.
Hari itu seusai pertandingan walau team futsal kami kalah
karna Fire terlambat datang sehingga tim kita sudah kebobolan banyak angka,
meski begitu fire datang kami sedikit bisa mengejar ketinggalan kami. Fire
benar benar kecewa, kasihan. Untuk pertama kalinya aku melihat wajahnya yang
suram benar benar menyesal, meski semua orang tidak ada yang menyalahkanya. Ya sosok
Fire yang ini tidak aku suka. Aku suka Fire yang periang, di saat seperti itu. Aku
ingin sekali memukul wajahnya dan membuatnya sadar kalo ga ada yang nyalahin
dia.
Clasmet selesai, hari setelah clasmet dimana ga ada kegiatan
apa apa, aku maksain diri kesekolah setidaknya menangkap event terakhir di
sekolah. Entahlah otaku selalu menginginkan memori terakhir tentang sekolahku
yang sempit itu. Aku ada sedikit masalah degan perpus dan menjadi alasanku main
ke sekolah. Hari itu benar benar sepi tidak banyak yang datang, saat teman
teman ceweku berpamita pulang aku masih belum mau pulang, karna bingung mau
ngapain di rumah. Aku melihat sosok Fire dan K di atas mereka melihat ke arahku
dan menghampiriku di depan perpustakaan. Mereka mengajaku ke atas, mencari Ice
karna aku mau meminta file foto foto kelas selama dramu dari kameranya. Saat aku
ke atas, teman teman ceweku pada pamitan. Ya sudahlah, ada Fire, K dan Ice ini
pikirku. Aku menemui Ice di temani K. Ternyata Ice tidak sendiri dia bersama
teman temanya yang tidak aku kenal sedang mencuri Wifi dan bermain game. aku
hanya menontoni mereka, aku mau minta foto tapi aku ga bawa flashdisck karna
baru saja di pinjem Seli kemarin. Saat aku cerita ke K soal fdku yang di
pinjem, K mengeluarkan 1 fd dari logam katanya sih 2gb, katanya juga dapat nemu
di warnet. Dia minjemin fd itu ke aku. Tapi ngeliat Ice lagi sibuk main game
niatku terurungkan. Aku mencari keberadaan Fire. Ia tidak ada di kelas itu, aku
berjalan keluar aku menemukanya sedang melamun di koridor. “woi” sapaku mengagetkanya
“kenapa kamu?” tanyaku heran ternyata dia sama sekali tidak kaget dengan sapaanku tadi. Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu, itu terlihat jelas di wajahnya.
“kenapa kamu?” tanyaku heran ternyata dia sama sekali tidak kaget dengan sapaanku tadi. Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu, itu terlihat jelas di wajahnya.
“ga apa apa, aku lagi galau aja ri, kamu mau pindah” ujarnya
dengan wajah bercanda. Ya aku pikir dia sedang mengajaku memainkan drama GJ
itu. Tapi aku yakin ada yang dia pikirkan, dan dia ga mau ngasih tau aku.
karna Ice sibuk aku mengobrol asik dengan Fire dan K di tangga koridor. Mereka menggeledah tasku dan menemukan perlengkapan cewe didalamnya, sebenernya biasanya aku ga bawa yang gtu. Tapi kalo tas kosong itu asa gimana gtu jadi aku masukin deh semua benda yang ada. Mereka berdua mebullyku abis abisan sampe comes datang, dia merebut hpku dan membawanya masuk ke kelas. Dan di situ aku baru sadar, ternyata aku cewe sendiri dari tadi diantara banyak anak cowo. Kedatangan Comes membuat otaku konek 2 kali lebih cepat, gaya bicaranya selalu membuatku geli. Comes datang mengajak fire bermain futsal. Alhasil Fire pergi main Futsal. Ice asik main game sisa aku dan K. “K kamu kenapa ga pulang?” tanyaku sambil duduk di tangga, di hadapan K. “aku ga mau pulang karna kalo aku pulang sekarang masih ada 5 jam lagi buat vote game” ujarnya penuh semangat tentang kegiatan rutinya setiap jam 3 pagi dan sore. Yang sebenernya tidak aku mengerti. Aku hanya mengerti sedikit dan pura pura mengerti selebihnya.
karna Ice sibuk aku mengobrol asik dengan Fire dan K di tangga koridor. Mereka menggeledah tasku dan menemukan perlengkapan cewe didalamnya, sebenernya biasanya aku ga bawa yang gtu. Tapi kalo tas kosong itu asa gimana gtu jadi aku masukin deh semua benda yang ada. Mereka berdua mebullyku abis abisan sampe comes datang, dia merebut hpku dan membawanya masuk ke kelas. Dan di situ aku baru sadar, ternyata aku cewe sendiri dari tadi diantara banyak anak cowo. Kedatangan Comes membuat otaku konek 2 kali lebih cepat, gaya bicaranya selalu membuatku geli. Comes datang mengajak fire bermain futsal. Alhasil Fire pergi main Futsal. Ice asik main game sisa aku dan K. “K kamu kenapa ga pulang?” tanyaku sambil duduk di tangga, di hadapan K. “aku ga mau pulang karna kalo aku pulang sekarang masih ada 5 jam lagi buat vote game” ujarnya penuh semangat tentang kegiatan rutinya setiap jam 3 pagi dan sore. Yang sebenernya tidak aku mengerti. Aku hanya mengerti sedikit dan pura pura mengerti selebihnya.
Aku masih malas pulang, melihat K melakukan sesuatu yang GJ,
ia menemuka talikur berwarna ping dan menarik salah satu ujungnya menbuat
ikatan di talikur itu kendor alhasil talikur yang asalnya Cuma setenga meter
bisa jadi 3 meter. “GJ” ujarku. “ya beginilah aku,kalo ga ada kerjaan” ujarnya
kami berbincang banyak hal GJ ya untuk mengisi waktu GJ kami. Beberapa temanya
sudah keluar masuk kelas dan menggoda K.
Kita tidak memperdulikanya karna kita benar benar tidak tahu harus ngapain. Ya talikur
sudah jadi 3m. Anehnya saat aku menyuruhnya memakan talikur itu ia memasukanya
kemulut, cukup membuatku kaget tapi kemudia ia mengeluarkanya lagi sambi
tertawa menuju tempat sampah. Jijik tapi lucu juga. Matanya mencari sesuatu
lagi, ia menemukan kresek putih bekas, “nih kita panjangin lagi” ujarnya mulai
merobek salah satu sisi kresek itu. “haha sok lah 10m sekarang” ujarku
menantangnya. Kresek itu sudah putus
berkali kali, yang kemudia ia sambung. Setelah ia selesai dan kami hitung
kresek itu cuma mencapai 3m. Kemudia aku
punya ide dan menarik nari plastik itu membuatnya menjadi melar. Saat di ukur
kira kira sudah mencapai 6m. Akhirnya dengan keisengan maksimal kita mulai
menarik narik kresek itu pelan pelan membuatnya lebih melar lagi, ga sekali
malah jadi putus tapi kami sambung lagi dengan cara di ikat. Lama, asik, GJ
alhasil kita berhasil bikin kresek itu jadi 10m. Itulah akhir ke Gjan kami, dan
aku pun pamitan pulang. Ternyata K juga mengambil tasnya dan pamitan sama yang
lain. Ya kita sama sama pulang. (bukan pulang sama sama)
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar agar penulis semakin semangat ya, terimakasih sudah berkunjung :)