Putih Abu Abu #6 (move 1)
Ya drama antara aku dan Fire terus berlanjut, hampir setiap
harinya kita jadi tontonan masal dan santapan manis anak anak kelas kami.
“Re, jadi gini? Sekarang kamu sama Arta?” ujarku di hadapan
Fire yang sedang asik main game track mania bersama Arta. semua mata yang
melihat mulai tertawa geli melihat aku yang dengan tidak ada kerjaanya
menghampiri Fire hanya untuk berkata seperti itu.
“tidak ri, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa jelaskan” Fire mulai mengeluarkan aksi lebainya menanggapi aksi lebay ku.
“tidak ri, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa jelaskan” Fire mulai mengeluarkan aksi lebainya menanggapi aksi lebay ku.
“sudah cukup aku tidak butuh penjelasanmu!” ujarku sambil
memalingkan muka memperkuat watak yang sedang aku perankan. Semua mata sedang
terpaku ke arah kami, kami tahu itu. Tapi itu tidak mengurungkan niat kami
untuk menjadikanya lebih lebay.
“tungguuu!” teriak Fire dengan suara pelan mendramatisir
suasana.
“sudahlah re, biarkan dia. Kamu kan sudah sama aku” ujar
Arta tiba tiba yang ada di samping Fire, sambil merangkulnya, membuat kesan
menakutkan sepanjang sejarah drama ini “MAHO” semua mulai melihat geli sambil
menahan tawa termasuk diriku. Heranya lagi Fire membalas rangkulan itu dengan
pelukan membuat seisi ruangan menjerit geli namun di akhiri dengan tawa yang
menggelegar dari masing masing anak yang ada di kelas itu. Aku senang dengan
kelas itu, mereka memberiku kenyamanan yang sebenarnya beda dari kelas yang
lain. Aku heran kenapa ku bisa betah sama mereka semua tapi jujur saja aku
sangat sayang kelasku.
Saat itu sedang UAS (Ulangan Akhir Semester) kelas kami di
bagi dua, dan di gabung dengan siswa kelas sebelas. Aku pisah ruang dengan Fire
dan tentu saja aku sekelas dengan Ice. Aku duduk bersama kaka kelas perempuan
yang baik hati, ga muna dan penjaga rahasia yang baik hehe..
Ya aku akui cara ini cara curang, tapi sepertinya sudah
lazim di temukan di setiap ruangan bahkan di setiap bagian ruangan. Hampir tidak
ada yang bekerja sendiri setidaknya mereka bertanya 1-3 pertanyaan. Ya di
sekolah itu rasanya pinter tak masalah, tapi nilai lebih di utamakan. Aku bingung
dengan sekolah macam itu, tapi sekarang aku sudah disana. Aku tidak muna, aku
lumayan sering meminta bantuan Ice yang duduk di bangku belakang sebelah kiriku
karna strategis untuk melihat ke arahnya, juga anak cowo mesum yang duduk di
depanku, meski ia sedikit kurang bisa di andalkan tapi koneksinya dengan yang
lain sangat cepat dan bermutu, ya sekarang jaman canggih sehingga koneksi bisa
di jangkau dengan benda kecil nan canggih yang biasa di sebut hand phone. Tapi sayangnya
dia tuh kurang pintar menggunakan strategi itu tidak sekali hpnya bunyi karna
ada peringatan salah pencet atau kelebihan memencet karakter. Semua orang
pertama kali mencari cari sumber suara itu, tapi guru pengawas yang duduk
santai di depan hanya tertawa melihat aksi innocent cowo itu. Ya itu tidak
hanya terjadi di kelas ku, semua saling berkoneksi.
Seusai UAS kelompokku masih belum selesai mengerjakan tugas
akhir TIK, bahkan bisa di bilang belum mulai, karna konsep yang di gunakan Arta
membuat Arta sibuk sendiri dengan bagianya, sedangkan yang lain tidak mengerti
harus bagaimana. Hingga hari H wajib di kumpulin, kelompokku baru merangkainya
di power point. Arta suka meminta
bantuan Fire, karna konsep yang Arta gunakan di adalah bidang yang Fire kuasai,
yaitu , MMD (miku miku dance). Secara otomatis dan tidak sengaja aku dan Fire
jadi lumayan sering ketemu di rumah Arta yang sangat dekat dari sekolah.
Di rumah Arta aku sering bermain dengan adiknya Jenifer. Adik
perempuan Arta yang masih SD, cantik dan cerewet. Tapi aku senang ada dia karna
aku jadi tidak mengantuk setidaknya ada tempat untuk mengobrol, aku sering
memeluk boneka Jenifer yang super besar, yang di beri nama oleh teman
sekelompoku Tifani. Jeniffer pernah minta di ajarin bikin karet buat lompat
tali tapi karet yang dia punya Cuma sedikit, jadi aku berjanji untuk
membantunya membuat karet itu.
Alhasil hari H kami masih belum bisa mengumpulkan tugas itu,
pending sehari.
Esoknya saat aku Widi, Seli, Ninis dan Imah sedang belajar
bahasa inggris pagi pagi, K menghampiriku dengan membawa selembar kertas,
kertas ulangan bahasa inggrisku yang terakhir dan memberikanya padaku. semua
yang ada di bangkuku merasa bingung dan bertanya padanya “yang aku mana?” dan
ia hanya menjawab “disana, aku tadi liatnya Cuma Tari aja hehe”
Setelah ulangan ulangan itu di jalani seperti biasa,
kelompokku mulai menyelesaikan tugasnya meski masih harus banyak yang di
refisi, kali ini kami tidak menggunakan komputer di rumah Atra tapi pake
komputer kelas sebelas di ruang yang kami tempati. Seperti biasa aku ga
mengerti yang mereka diskusikan seputar software dan konsep konsep yang asing
di telingaku sehingga aku hanya luntang lantung ga jelas menonton mereka sambil
mengangguk ngangguk pura pura mengerti dan setuju. Ice datang, dan mulai
aksinya menusuk pinggangku. Geli. Aku tahan tanganya kita malah jadi kayak yang
pegangan tangan tapi ternyata dia masih punya banyak cara untuk menggelitiku
jari yang sudah ku kurung dengan tanganku pun disa bergerak menggelitik
tanganku. Kalo sekilas orang melihat kami sih, kami seperti sepasang kekasih
yang sedang pacaran, main main kayak film india. Ga jarang kami kejar kejaran
dan teriak teriak seperti dunia milik berdua. Biasanya kalo Fire denger aku
ngejerit dia akan datang dan membantu Ice membuatku lebih menjerit lagi. Tapi kali
ini Fire lagi galau sama tugas TIK. “laper” ujar Ice yang sudah lelah
menggelitik tanganku. Akupun sudah kehabisan tenaga memegangi tanganya supaya
tidak usil ya dan aku juga merasa haus habis tertawa. “jajan yuk” ajakku
sebenarnya mengajak Widi yang sedari tadi menyaksikan kehebohan kami. “aku
pingin yang tadi kayak widi, masih ada ga sih?” ujar ice seraya menjawab
ajakkanku.
“ada kok, tadi aku nganter widi beli”
“ada kok, tadi aku nganter widi beli”
“ya kan tadi”
“ya masih ada mungkin,sekalian aku mau beli teh baik” (Good Tea, merek minuman teh aneka rasa)
“ya masih ada mungkin,sekalian aku mau beli teh baik” (Good Tea, merek minuman teh aneka rasa)
“sok atuh” ujarnya menstujui, sebenarnya aku kaget. Aku ga
nyangka aku akan berjalan berdua di sekolah dengan setiap mata terpasang hanya
untuk jajan. Aku sangat senang, tapi apa aku bisa jika cuma aku? Maka aku ajak
Widi “wid, mau ikut?” tanyaku tapi sebenernya aku ga pingin juga dia ikut,
kesempatan jalan berdua ga dateng dua kali. Ternyata widi pengertian, dia
langsung menolak dan malah menitip jajanan. Ya aku jalan berdua keluar sekolah,
aku mengantarnya membeli bacil, sedangkan dia nemenin aku beli good tea. Sepanjang
perjalanan aku bisa ngobrol denganya, seru ya. Sampai di kelas aku kepergok
Fire, mulai deh drama lebainya “oh jadi sekarang kamu sama S?” ya dan terusanya
panjang dan lebai, kalo harus aku tuliskan akan makan waktu dan makan tempat. Aku
yakin kalian ngerti.
Aku pulang ke rumah dan aku melihat ayahku kedatangan tamu,
sepasang suami istri yang tidak aku kenal. Aku melepas sepatu dan membungkuk
sambil tersenyum dan mengucapkan salam ya menunjukan sopan satun yang baik di
depan tamu ayahku. Tamu itu tidak hanya mampir sebentar, aku tak bermaksud
menguping sehingga walau aku ada di ruang tv yang bersebelahan dengan ruang
tamu, aku tidak bisa mendengar ataupun menangkap yang mereka bicarakan. Tapi aku
Kepo dan bertanya pada mamaku yang sedang leat mengambil minum “mah itu siapa?”
“yang liat liat rumah”ujar mamaku dengan wajah girang. Ah paling ga jadi lagi,
udah biasa.
Sudah lewat 1 jam tamu itu akhirnya pulang. “ya kan ga jadi”
ujarku pada adiku yang sibuk dengan laptopnya. Taunya sejam kemudian kedua
orang itu datang dengan membawa uang tunai. Ya mereka jadi membeli rumah ini,
aku pertamanya tidak tahu, tapi setelah mama aku masuk sambil jingkrak jingkrak
dan berkata “ri, kita jadi pindah ke tasik” dan pergi menyiapkan surat
kontraknya.
lebih lengkap “30 days”
lebih lengkap “30 days”
Esoknya di sekolah aku ga tau harus pertama bilang ke siapa.
Aku jadi sedikit pendiam hari itu, masih shock dengan berita kemaren sore. Aku berhasil
mengerjakan test basa sunda dalam waktu singkat, aku galau. Aku ngantuk. Aku mau
keluar, sehingga aku mengumpulkan kertas jawabanku tanpa aku cek lagi. Di luar
aku duduk sendiri, karna belum ada satu orangpun yang selesai, bahkan dari
kelas lain. Beberpa menit K menyusul dia duduk di beberapa meter dariku. Karna Cuma
kami berdua, kami jadi mengobrol padahal asalnya kita jarang atau malah ga
pernah ngobrol selama di kelas. Dan kemudian comes (cowo mesum) yang duduk di
depanku keluar . dan di susul banyak orang.
Tugas TIK masih banyak yang belum selesai, hari itu UAS udah
selesai sekolah libur, banyak sekali kelompok yang kerja kelompok. Kecuali kelompokku.
Aku bingung banyak yang gabisa sedangkan
aku ga mau Arta ngerjain itu sendirian. Aku bingung sekali dan butuh pendapat. Aku
kirim sms ke teman temanku “I Need Advice” salah seorang yang ku kirim adalah
Ice. Tapi yang membalas dengan nomor Ice adalah K. “i can help you, ttd K” katanya
ia sedang berada di rumah Ice, menunggu teman temanya mau kerja kelompok yang
tak kunjung datang jua. Dia yang bales karena Ice sedang main game. Aku smsan
sebentar dengan K hingga akhirnya hp itu kembali ke tangan Ice.
Mengikuti saran K, aku membantu Arta melalui facebook. Namun
Arta tidak kunjung muncul di daftar orang yang on. Aku nunggu sambil OL santai
sampai untuk pertama kalinya K menyapaku di chat, kita mengobrol mulai dari dia
yang curhat tentang kelompoknya sampai menjalar ke topik topik yang tidak
pernah di perkirakan. Hingga akhirnya setelah menunggu selama 3 jam Arta on
juga. “tuh arta On” ujar K dalam chat. Aku melanjutkan proses membantu arta
menyelesaikan tugas dari jarak jauh.
Esoknya tugas udah di kumpulkan tugas TIK sudah selesai. Aku
sering On facebook dan twitter dan sebagainya. Dan setiap aku on pasti ada K. Aku
sering chat sama K. Aku mengajaknya, membujuknya untuk mengikuti foto kelas,
asalnya dia ga mau karna sejak kelas 7 dia ga perna foto kelas.
Tapi esoknya lagi ada sms masuk ke hpku dari nomor tidak di
kenal.
“ari potlas teh jadinya kapan?” aku ga baca kelanjutanya
jadi aku tanya “siapa?” ternyata namanya tertera di paling bawah pesan. Kami jadi
lumayang sering smsan. Apalagi setelah ia bilang ia tidak bisa melupakan kelas
ipa ini karna ada 3 hal. 1. “me” tentang dirinya yang ga pernah bahagia atau
nangis yang sesungguhnya, kecelakaan dia waktu kecil dan hal hal seputar
dirinya. Dia mengirim sms itu dengan nomor adenya. Kemudian dilanjutkan nomor
mamanya topik 2. “someone” aku asalnya penasaran dan udah siap “ekhm ekhm” tapi
ternyata cewe yang dia ceritain itu seorang hacker fb temanya. Topik ke 3. “some
thing” K sudah memperingatiku jika aku tahu, akan banyak yang berubah atau
terpengaruhi. Awalnya ku ga ngerti maksudnya, begitu dia menyebutkan nama yang
ga asing lagi. Seli. Aku mulai pingin “ekhm ekhm” eh taunya, ternyata K bilang
sewaktu ia minjem laptop Seli, ia membaca diary Seli. Dan ia bertanya padaku
siapa kecengan Seli di sana. Aku serbasalah, aku janji mau bantu K nyelesain
masalahnya karna dia pernah bilang “kamu bisa bgt malah bantu aku” tapi kalo
aku bocorin Seli kan sahabat aku, jadi lebih baik aku pura pura ga tau. Aku mengelak
sebisaku, tapi mendengar cerita dari K di dalam diary itu. K menanyakan siapa
Yesa? Ya disana Yesa sangat di deskripsikan tepat bahwa Yesa itu aku. Ia menanyakan S itu siapa, dan ia berhasil
mengetahuinya setelah membuka blogku ini. Sedikit nyesel juga ngasih tau dia
alamat blog aku tapi itu jadiin motivasi buat aku untuk sering sering buka blog
dan mengenal teknologi canggih.
LoL
BalasHapusAku baca ini malah jadi ngga ngantuk padahal gadang (gadang pertama lagi) wkwkwkwk
Keep on going Yur aku tunggu kelanjutannya :v
beuh pedah udah muncul jadi sumanget ckckc.. ya keep waiting aja kelanjutanya :P
BalasHapus