Dongeng


              Di negeri yang sangat sangat jauh, hiduplah seorang raja yang gagah nan bijaksana serta sangat romantis sehingga banyak wanita yang tergila gila padanya, namun ia telah memiliki seorang yang amat ia cinta yaitu istrinya sang ratu yang baik hati dan cantik. Mereka hidup bahagia di kerajaan ASTONVILA yang sejahtera.
                Pada suatu hari mereka sedang menghabiskan sore santai mereka dengan berbincang dan di temani beberapa kue kering dan teh berkualitas tinggi dari negeri mereka. (suara kicau burung)

Ratu             : “wahai baginda raja, apakan baginda sudah makan?”
Raja             : “wahai permaisuriku nan cantik, terimakasih telah memperhatikan suamimu yang biasa ini, berkat dirimu tak pernah sedikit pun aku terlambat makan”
Ratu             : “aaah, baginda terlalu memuji” (mendorong raja sambil tersipu malu)
Raja             : “haha tentu saja tidak permaisuriku, tak pernah terfikir olehku untuk memujimu...” (ratu memasang wajah bingung) “...karna semua yang kukatakan adalah kejujuran dari lubuk hatiku yang terdalam”
Ratu             : “ahh, baginda bisa aja!” (mendorong raja lagi dengan wajah kemerahan karna sangat bahagia sehingga raja terjatuh dari bangku) “ah ampun rajaku” (menolongnya berdiri)
Raja             : “tidak apa apa permaisuriku, asalkan dirimu selalu bahagia” (kembali duduk)
“ratuku, apakah kau merasa bahagia?” (sambil menatap pemandangan di kejauhan)
Ratu             : “tentu saja rajaku, lihatlah negeri ini dimana bunga bunga bermekarang dengan indah, senyum riang semua rakyatnya, di temani kicauan burung setiap pagi dan senja, air dingin segar yang selalu mengalir, kehidupan aman tentram dan damai. Dan hidupku jauh lebih indah karna ada kau di sisiku” (menatap raja)
Raja             : (tersenyum, bangkit dari bangkunya dan berlutut di hadapan sang ratu sambil mengulurkan tanganya) “oh permaisuriku”  (‘loving you-Kenny G’)

Tiba tiba saja terdengar suara guntur dan petir (sound effect: guntur) , Raja dan Ratu tiba tiba cemas  dan mengamati sekitar, hingga mereka menemukan sosok angkuh sang penyihir yang adalah mantan pacar sang Raja.

Penyihir     : “Setelah sekian lama aku menunggmu, untuk bercerai denganya. Tapi mana janji manismu dulu? Kau buang aku seperti sampah! Hati ku rasanya sakiiit...sakiiitt” (menarik tangan raja)
Ratu             : (menarik tangan raja yang satunya) “Dia siapa baginda? Apakah kau mengenalnya?”
Penyihir     : (raja gugup) “haha.. kau tidak mengenaliku ratu? Haha.. aku adalah pacar suami mu, kami telah merajut kasih sekian lama,dan cinta kami terus tumbuh semakin besar!”
Ratu             : “kamu jangan mimpi! Dia suamiku!” (menarik tangan raja)
Penyihir     : “memang benar, tapi ia milikku!” (menarik tangan raja)
Ratu             : “bukan ia milikku!” (menari tangan raja)
Penyihir     : “milikku..” (‘dia milikku-yovie and nuno’)
Raja             : “ SUDAH SUDAH SUDAH! ..” (melerai mereka) “.. Odelia! Kita sudah berakhir, itu semua hanya masa lalu. Sekarang aku memilikinya, wanita yang sangat ku cinta janganlah lagi kau menganggu kami”
Penyihir     : “APAAA?! Teganya kau. Tak akan aku biarkan kau bahagia dengannya. TERKUTUK KAU!” (mengayunkan tongkat dan mengarahkanya pada raja, namu di halangi sang ratu sehingga sang ratu jadi kucing)
Raja             : “tidak Ratuku, kau..” (mencoba melawan penyihir namun penyihir kembali mengayunkan tongkatnya dan mengutuk sang raja menjadi batu)
Penyihir     : (mendekati patung raja) “rasakan!” (kemudian pergi)

Datanglah kedua pelayan istana, Rena dan Vilia.
Vilia              : “Hah, ada apa ini? Apa yang terjadi rena?”
Rena            : “aku juga tidak tahu, ya ampun apakah itu raja kita?” (mendekati patung raja)
Vilia              : “Ya Allah, apa yang terjadi pada raja kita? Siapa yang tega berbuat seperti ini?”
Rena            : “siapa lagi kalau bukan si penyihir jahat Odelia!”
Vilia              : “hah? Tapi mengapa ia mengutuk raja kita?”
Rena            : “entahlah mungkin ia sakit hati karna lagi lagi cintanya di tolak raja”
Vilia              : “apa? Jadi gosip tentang hubungan gelap antara raja dan penyihir itu benar?”
Ratu             : “meow meow.. itu benar” (mengeong di belakang)
Rena            : “kau dengar itu, dari mana suara itu?”
Vilia              : “entahlah, tapi kita harus segera beritahu ratu”
Ratu             : “meow meow akulah sang ratu!”
Rena            : “ya ampun ratu? Apakah gerangan yang terjadi?”(mendekati ratu)
Ratu             : “kau benar, Odelia telah mengutuk kami. Meow meow”
Vilia              : “lalu apa yang harus kami lakukan ratu, agar kalian bisa kembali seperti semula?”
Ratu             : “pergilah mengikuti arah matahari terbit dan jumpailah seorang penyihir baik yang tinggal di balik bukit ampera. meow”
Rena            : “baiklah ratu”
Vilia              : “hamba mohon pamit ratu..”
Ratu             : “tunggu, bawalah kalung ini untuk berjaga jaga bila terjadi sesuatu meow meow”
Rena            : “baiklah ratu” (pergi ke hutan terlarang)

Di hutan terlarang sangat menakutkan sehingga Vilia berusaha menghangatkan suasana dengan menyanyi. (Do Be Do – Gitta)
Di sana Robin hood sedang memanah buruannya sambil membidik mangsanya ia berjalan mundur, tidak di sangka ia menabrak seseorang dan orang itu terjatuh, namun karna kegesitanya ia mampu menangkap orang itu. (terpesona ku pada pandangan pertama)

Villia                       : rena… renaa… kamu gapapa ?
Rena                      : iyaaa gapapa, (sambil berdiri) J
Pangeran             : maafkan aku, sungguh aku tidak melihatnya, kamu tidak apa-apakan?
Rena                      : iya gapapa, lagian aku engga kenapanapa ko J
Pangeran             : sukur deh, oh iya ngomong-ngomong nama kamu siapa?
Rena                      : aku rena, kamu siapa?
Pangeran             : aku pangeran J  panggil saja aku pangeran J
Rena                      : baiklah pangeran J
Villia                      : kamu ituh (sambil nunjuk pangeran) kalau jalan hati-hati dong! Udah tau ada orang didepan masih aja nubruk! Punya mata ga sih? udah mata 4 juga apa belum cukup? Atau semuanya katarak?!
Pangeran             : biasa aja kali gausah nyolot, daripada kamu udah pendek, kecil, mungil idup lagi !
Rena                      : sudahhhh sudah ko jadi malah berantem sih (melerai)
Villia                       : abisnya diaaaaa
Rena                      : abisnya apa hah ? udh deh jangan pada berantem
Pangeran                             : ngomong-ngomong kalian mauu pada kemana ? tidakkah kalian tau ini adalah suatu hutan yang terlarang ? sungguh bahaya untuk gadis-gadis seusia kalian ini tanpa sepengawalan disini.
Rena                                      : kami akan pergi kerumah penyihir dibalik bukit Ampera. Apakah kau tahu dimana itu ?
Villia                                       : mana mungkin orang tak tau diri ini tau, mungkin saja otaknya juga tidak jauh dari otak paramesium
Pangeran             : jangan salah, aku tau ko rumah penyihir itu
Rena                      : bisakah kamu mengantarkan kami pangeran ?
Pangeran             : bisa-bisa  dengan senang hati saya akan bantu J
Villia                                       : ehhh engga usah rena nanti juga kita pasti sampai dirumah penyihir  itu tanpa bantuan dia !
Rena                                      : yaaa kamu villia jangan bilang gitu dulu kaliii, nanti kalo tersesat gimana ? kitakan belum pernah melewati hutan rimba ini
Villia                       : iya deh terserah kamu aja (membalikkan muka)

Mereka pun melewati hutan terlarang itu bersama sama, meski vilia masih enggan menganggap pangeran sebagai teman seperjalannya. Mereka tetap melanjutkan perjalanan mengikuti arah matahari terbit. Tiba tiba terdengar suara ketawa menyeramkan..

Peramal               : Hahahahaha… akhirnya kalian datang juga !
Pangeran            : Siapa kau ? (sambil mau memanah)
Peramal               : tenang tenang aku adalah seorang wanita yang dianugrahi kekuatan untuk menolong orang lain!
Villia                                       : jadi kamu adalah seorang penyihir itu?
Peramal               : ya, tentu saja! Perlu bukti?
Rena                     : Tidak tidak tidak perlu, kami sudah peercaya !
Peramal               : silahkan duduk nak (duduk)
Rena                                      : nek
Peramal               : (jitak) jangan panggil saya nenek, memangnya saya ini sudah kelihatan nenek nenek gitu ? masih segar bugar gini. Panggil saya frau!
Rena                                      : oh iya maaf nek,, eh maksud saya frau. Frau bagaimana cara menolong Raja dan Ratu kami ? mereka telah disihir oleh penyihir yang sangat jahat
Peramal               : baiklah, kalian carilah tanaman yang berdaun emas yang akan tumbuh diantara 2 hati setelah perjanjian gigih dan saling percaya.
Villia                                       : haha, dimana itu nek?
Peramal               : (jitak) SUDAH KUBILANG JANGAN PANGGIL NENEK TAPI FRAU !
Villia                                       : oh iya maaf frau saya lupa, dimanakah kami mendapatkan tumbuhan itu frau ?
Peramal               : dibukit neverland         
Pangeran            : APA KAU BODOH? untuk menuju bukit itu kitakan harus melewati lembah yang berbahaya. Dan setauku tak pernah ada orang yang pulang datang dengan selamat setelah melewati lembah itu !
Villia                                       : apakah tidak ada jalan lain frau ?
Peramal               : Tidak ada, jika kalian ingin tumbuhan itu jalan satu-satunya hanya melewati lembah putus asa. Jika kalian tidak berani menyerahlah. Karena keputus asaan akan menjadikan kalian tidak bisa keluar dari lembah putus asa itu.
Rena                                      : tidak! Kami tidak akan menyerah sebelum mendapatkan tumbuhan itu
Peramal               : baiklah dan berhati-hatilah kalian
Vilia                       : baiklah kita harus berusaha!
Rena                     : benar, tapi ngomong ngo....(saat membalikan muka peramal itu sudah menghilang) ...kemana peramal itu?
Vilia                       :entahlah!
Pangeran            : (mengangkat bahu)

Mereka bertigapun pergi menuju lembah putus asa, namun di perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan itu membuat vilia merasa lelah dan putus asa.

Villia                       : dimana sih bukit itu ? (sambil duduk terkulai)
Rena                      : kita tak boleh putus asa villia, kita harus ingat kata penyihir itu.
Pangeran            : ya, jika kau tak kuat menyerahlah dari sekarang sebelum kita sampai di titik lembah putus asa
Rena                      : memangnya kenapa ?
Pangeran            : karena jika kita telah sampai di lembah putus asa maka kita akan menghilang jika kita terus berfikir kita tak mampu!
(langsung datang beberapa sosok hitam yang sangat menakutkan dan memegang kaki villia yang telah putus asa)

Villia                       : hei tunggu, ada apa ini siapa kalian ? ren tolong aku tolong !!!
(ditarik dan suara musik plants vs zombie)

Rena                      : villia !!! (mencoba menolong dan menarik tangan villia
Pangeran            : (memanah dan mencoba menolong vilia)
Dan akhirnya villia pun menghilang
Rena                      : apa yang terjadi? Siapa mereka pangeran? (menangis)
Pangeran            : sepertinya kita sudah sampai dilembah putus asa, kuatkan hati kamu rena, janganlah kamu putus asa. Jika kau putus asa kamu akan bernasib sama dengan villia
Rena                                      : iya baiklah pangeran (berhenti menangis, pangeran menggandeng tangan rena dan mengajaknya terus berjalan)

Mereka berduapun melanjutkan perjalanan mereka hingga bukit neverland.

Rena                      : yeahhhh ! akhirnya kita sampai. Tapi dimana tanaman itu ? (sambil mencari)
Pangeran             : dimana tanaman itu ? tidak adasatupun tanaman itu terlihat dibukit ini
Rena                      : percuma saja! Masa kita berjalan sejauh ini tidak ada ? (putus asa)
*mereka melihat pohon apel
Rena                                      : aku laparrrrr L (mencoba meraih apel tetapi karena pendek jadi tidak bisa meraih apel tsb)
Pangeran                             : sini aku ambilkan (sambil menetik apel tsb, tak sengaja kalung mereka bertemu dan menyatu menjadi satu)
Rena                                      : kalungmu? Sama dengan milikku
Tiba-tiba munculah tanaman yangberdaun emas dan mereka mencoba untuk mencabutnya
Rena                                      : tidak bisaaaaaa!!!!
Pangeran            : AAAAA! Susah sekali tanaman ini dicabut !
Rena                     : tunggu, apa kau ingat apa yang dikatakan penyihir itu ?
Pangeran            : tanaman ini akan tumbuh pada dua hati kan ?
Rena                     : betul, dan hasil dari perjuangan gigih lembah putus asa.
Rena dan pangeran: dan rasa saling percaya!
(mereka mencabut tanaman itu bersama-sama, dan tercabutlah tanaman tersebut)
Dan tiba-tiba datanglah penyihir jahat Odellia (sound effect guludug)
Penyihir               : Hahahaha… tak akan kubiarkan kalian menyelamatkan raja dan ratu yang brengsek itu !
Pangeran            : oh ya ? siap takut sini kalau berani !
(perangggg, dan penyihirpun kalah) (ost jamesbond)
Penyihir               : kan kusihir kalian untuk menari selama-lamanya!!!!
(dan rena membawa kaca dan sihirnya pun terpantulkan dan kembali kepada penyihir jahat itu )

Setelah penyihir odelia itu terkena kutukanya sendiri yaitu menari untuk selamanya. Rena dan pangeran pun menyelamatkan raja dan ratu di istana.

Rena                     : ratu, hamba kembali. Ini adalah tanaman yang dapat menyelamatkan baginda ratu dan raja. (menghampiri ratu)
Ratu                      : benarkah? Terimakasih. Lalu tolonglah kami sekarang meoow (rena mengayunkan daun emas tersebut dan tring triiing raja dan ratu kembali seperti semula.
Raja                       : aku terbebas! Ratuku (mencari ratu)
Ratu                      : raja aku disini
Raja                       : syukurlah kau telah terbebas juga, bahkan kau tampak lebih cantik
Ratu                      : ah raja, kau selalu bisa (mendorong raja pelan)
Raja                       : siapa yang menyelamatkan kita ratu?
Ratu                      : Rena (menunjuk rena) dan Vi...(memperhatikan pangeran lekat lekat)
Rena                     : apa yang baginda ratu cari?
Ratu                      : vilia? (menunjuk heran ke arah pangeran)
Rena                     : haha tentu saja bukan ratuku, ia adalah kawanku yang kami temui di hutan saat perjalanan mencari peramal. Namanya pangeran.
Pangeran            : suatu kehormatan bertemu dengan anda baginda ratu. (hormat)
Ratu                      : lalu mana vilia?
Rena                     : dia menghilang sewaktu kami melewati lembah putus asa (menangis, di peluk ratu)
Ratu                      : sudahlah janganlah kamu menangis Rena, yang terjadi biarlah terjadi. Yang jelas aku sangat berterima kasih pada kalian.
Rena                     :baiklah ratu. Hmm ada satu hal yang ingin aku tanyakan ratu
Ratu                      : apa itu?
Rena                     : (mengembalikan kalung) ini kalung ratu, kalung ini persis sekali dengan milik kawanku sang pangeran.
Ratu                      :apakah itu benar? (rena mengangguk, ratu menghampiri raja) Raja anak itu, ia memiliki kalung yang sama dengan kita
Raja                       :benarkah ratu? Apa mungkin...(menghampiri pangeran)
Pangeran            : ada apa baginda?
Raja                       : apa kau punya kanlung seperti ini?(menujukan kalung)
Pangeran            : ini?
Raja                       : oh kau adalah anakku (memeluk pangeran)
Pangeran            : apa benar kau adalah ayahku? Ayaahh (membalas pelukan raja)
Raja                       : ratuku ia adalah putra kita (memanggil ratu)
Ratu                      : (menghampiri raja dan pangeran) oh anakuu..
 Karna takut mengganggu, rena mohon pamit
Rena                     : permisi baginda raja, ratuku, dan pangeran. Saya kira tugas hamba telah usai, hamba akan kembali ke belakang.
Ratu                      : baiklah, sekali lagi terima kasih.
Rena                     : (tersenyum dan pergi)
Pangeran            :TUNGGU! (rena menghentikan langkahnya) baginda raja, maksudku ayahanda aku ada satu permintaan (berbicara pada raja dan menghampiri rena)
( brunomars-i think i wanna marry you.)
Pangeran            :rena, maukah kau menikah denganku? (berlutut)
Rena                     :apa kau yakin pangeran? Dengan diriku yang seorang pelayan ini?
Pangeran            : tentu saja
Rena                     : baiklah (malu malu)

(pesta pernikahan)

Akhirnya semua pun hidup bahagia, di kerajaan ASTONVILLA yang damai dan tentram. Tidak ada lagi gangguan penyihir jahat Odelia, Raja dan Ratu telah menurunkan tahtanya pada pangeran dan istrinya Rena untuk menghabiskan sisa hidup mereka dengan tentram di negeri yang mereka bangun.

Siapa saja dapat meraih kebahagiaan dan  ketentraman jika kita dapat mempersatukan hati kita untuk berjuang bersama dalam suka dan duka di sertai rasa saling mempercayai.

**naskah drama ini di peruntukan untuk 7 orang pemain, pernah di pentaskan di SMAN3Tasikmalaya tahun 2013. semoga bermanfaat untuk kalian yang membutuhkanya.
naskah ini di ciptakan oleh: Yuri Meiska Octari dan Nadiyya Hamida Putri
untuk tugas bahasa indonesia.



Komentar

Populer